Sunday, November 6, 2011

Warkah Seekor Burung Kepada Seorang Manusia

( Bacalah jika anda mahu membacanya- Hasil penghayatan dan pemerhatian serta kasih sayang saya terhadap alam sekeliling. Melaluinya maka terlakarlah puisi yang tidak seberapa ini namun andai kita memahami makna di sebalik yang sudah tersurat, kita pasti akan memperolehi manfaatnya )


Aku adalah seekor burung
Mungkin engkau sudah lama kenal aku
Akulah yang selalu memekik di ranting dahan
Kala pagi menjenggah waktu
Di depan rumahmu.

Dulu, dunia ini adalah kegembiraanku
Di sana sini aku bisa terbang bebas
Dengan hati yang penuh girang
Tanpa rasa bimbang, tanpa rasa duka.

Tapi engkau tahu?
Sekarang, dunia ini bagaikan lautan api
Yang menyambar tiap inci tubuhku
Hingga yang tinggal adalah kesedihan dan kesengsaraan.

Apakah engkau sedar
Angkara siapakah ini?
Inilah angkara bangsamu!
Tidakkah engkau sedar, kemerdekaan engkau itulah
Malapetaka bagi kami.

Kami sudah tidak punya apa-apa
Makanan kami
Sedikit demi sedikit engkau habiskan
Hingga yang tinggal hanyalah keraknya.
Engkau biarkan bangsaku tak terbela
Engkau biarkan bangsaku kemiskinan
Engkau biarkan bangsaku kesakitan
Engkau biarkan bangsaku pupus di muka bumi ini.

Sekarang, ku tanya kamu dan bangsamu?
Apa ertinya merdeka bagi kalian?
Kebebasan yang kalian kecapi
Tidak ada maknannya
Jika kami di sini kalian abaikan
Jika kami di sini, kalian perlekehkan
Jika kami di sini, kalian permainkan
Suara hati kami, kalian perbodohkan.

Kalian kaya dengan kemodenan, itu tidak apa
Kalian kaya dengan kebebasan, itu juga tidak apa
Kalian kaya dengan keseronokan, juga tidak apa
Tapi kalian miskin dengan nilai-nilai keduniaan.

Aku adalah seekor burung pipit
Yang datang mewakili bangsaku yang bisu
Tiap hari di depan rumahmu
Pulangkan hakku, pulangkan hak bangsaku,
Kembalikan hak kami.

Andai engkau tetap ego
Maka tidak apalah, kami akur
Kami tidak lagi menuntut apa-apa
Ambillah hak kami
Ambillah kehidupan kami
Buatlah sesuka hatimu
Di sana nanti kita pasti akan bertemu
Kerna, dunia ini sekadar pelabuhan
Bagi kami, bangsa yang terjajah.

Pesanku,
Kerana aku hanya seekor burung pipit
Yang datang mewakili bangsaku yang bisu
Carilah erti kemerdekaan yang sebenar
Sebelum ianya hilang ditelan arakan sejarah dunia.

Nukilan: S. Hana AK
11. 09 PM
29 . 10. 2011 (Sabtu)
KHAR UPSI.

No comments:

Post a Comment