Hatiku subur dalam nada sendu
Dalam serba yang terasing
Menelusuri jalan porak peranda
Tanpa teman tanpa madu
Seharian jiwaku berlagu dengan angin
Malam yang pekat
Di tabir dinding
Tiada siapa yang dapat mendengarnya
Apalagi membuang madu simpati
Hanya angin dan segala benda
Yang dapat mendengar
Tapi entahkan mereka sudi ataupun terpaksa
Mendengar mutiara kelam keluar dari bibir pucat ini.
Fikiranku pusing
Mindaku berroda
Hatiku berkarat
Jiwaku kejap
Suara-suara keji di belakang
Mengendong bayi palsu
Melepas gelodak mafia di pintu kata.
Kadang mindaku bergerak sendirian
Kenapa dan mengapa
Jalan dan lorong hidup ini tidak serasi
Entahlah
Hanya tuhan yang bisa menghentikannya.
S.hana Ak
290807
1.33-1.45 tgh hari ( rabu )
upsi
No comments:
Post a Comment