Asalamualaikum dan selamat sejahtera sahabat-sahabat semua. Moga kalian sentiasa selamat di dunia dan akhirat. Insya Allah, aminn. Sahabat, tinggal beberapa hari lagi, saya berada di kampung sebelum meninggalkannya untuk mencari rezeki jauh di seberang samudera. Semenanjung emas, tempatku bermukim selama bertahun-tahun semata-mata mencari kelangsungan hidup. Jika diikutkan hati, seperti kebanyakan orang, saya juga berasa berat hati untuk meninggalkan desa kesayangan ini. Namun, Ya, saya perlu meninggalkannya. Insya Allah, jika diizinkan Allah SWT, tahun depan saya akan balik semula ke sini.
Tinggallah burung, tinggallah sawah, kupu-kupu cinta, pelangi senja, tinggallah langit biru, tinggallah embun, kabus, rerumput bernyanyi, pohon-pohon cinta, pepatung indah, cengkerik gelisah, tinggallah semuanya. Saya pasti akan merindui mereka, pasti akan merindui tempat-tempat bermain sewaktu kecil dahulu, saat semuanya kelihatan menyeronokkan. Saya juga pasti akan rindu akan mutiara hujan, sarang lelabah, sungai-sungai, bukit-bukau dan pawana dari perbukitan. Pasti juga rindu akan suasana desa, rindu dengan kehidupan desa. Ah, betapa segalanya menjadi kerinduanku.
Sahabat sekalian, tengah hari tadi hujan, lebat turunnya. Bagaikan mutiara ia berjejeran dari langit. Hadirnya membuat suasana menjadi sejuk, nyanyian beburung tenggelam dalam keasyikan gemuruh air mata alam. Namun guruh dan petir tidak pula kedengaran. Mungkin malu memperkenalkan diri. Tidak mengapa, alam masih terlihat indah di sana. Tangisan langit cuma sebentar kemudian mentari mulai bersinar kembali, menerangi alam, mengeringkan rerumputan yang basah, menjamah embun di dahan-dahan rapuh dan akhirnya beburung dan kupu-kupu cinta pun bersiul girang. Alam mula berseri kembali, bagaikan taman-taman di syurga. Alhamdulillah, Moga esok keindahan ini sentiasa abadi selamanya. Insya Allah, aminn.
Baiklah, sampai di sini saja coretan saya kali ini. Moga jumpa lagi di lain waktu. Salam...
No comments:
Post a Comment