Wednesday, August 31, 2016

Tinta Kata

Bismillahirahmanirrahim

Kenangan-kenangan itu terlalu sukar untuk dilupakan. Kekadang ia seperti mimpi yang terus mengekori setiap waktu. Seringkali terbit di hati untuk berdoa agar Allah SWT membimbingnya menemui peleraian sebuah cerita yang tiada permulaan, tiada pengakhiran bagaikan dibawa bayu malam yang berhembus tanpa jejak.

Hati berbolak-balik dalam menidakkan sebuah pertemuan aneh tapi nyata. Pertemuan yang diiringi oleh bunyian nafari kebahagiaan yang fana seperti semua yang ada di dunia ini. Sesungguhnya agak susah mahu membuang semua rasa apabila dia masih tetap berada di depannya walau kekadang tak terlihat namun apabila sekali-sekala bersua muka maka segalanya mungkin berada di kotak fikir.

Kau tahu, aku seringkali cuba menafsirkan semua yang berlaku antara kita, aku cuba sedaya upaya meluahkan semua rasaku kepadamu dalam bentuk gerak laku yang mungkin bukan seperti yang kau bayangkan atau tidak pernah terjadi sepanjang hidupmu di dunia ini. Aku cuba semampuku. Selama beberapa tahun hidupku sentiasa dipenuhi dengan bunga-bunga harapan dan impian untuk terus setia denganmu.

Jujurnya, doa untuk bersamamu tidak terlafaz ketika aku bersujud kepada Tuhan. Banyak perkara yang aku kena fahami namun rasaku sentiasa ada padamu. Kau tahu, dalam beberapa waktu ini, aku selalu memujuk diriku sendiri agar aku tidak terlalu bersedih akan kehilanganmu. Setiap kali namamu meniti di fikiranku, aku membuangnya dengan melakukan apa saja perkara yang boleh melenyapkan langsung namamu dari kotak fikir ini.

Tapi kenapa hati ini? Kenapa ia masih menyimpan namamu?

Moga kau bahagia dengan insan-insan yang kau sayang. 

Yang menyayangimu,
Hamba Allah SWT



Friday, August 19, 2016

Puisi Sang Pencinta


Bismillahirahmanirrahim

Dia telah pergi, membawa seluruh jiwa ke suatu daerah yang paling kecil lalu meninggalkanku yang masih bertatih mencari makna semua yang berlaku. Inginku katakan selamat tinggal kepadanya, namun belum sempat ia menjadi kalam, dia sudah pun menuturkannya dalam gerak yang aku fahami isyaratnya.

Dia meninggalkan sejuta kenangan yang masih hangat bersimpuh di sanubari dan terkadang, terdetik di hati untuk membuangnya jauh ke hujung dunia tapi tiba-tiba datanglah sang pujangga menghalang semua hajat yang terpatri di sudut hati.

Aku membilang hari-hariku dengan doa dan harapan yang tak pernah sirna lantas membawaku ke dunia baru yang penuh dengan cita-cita dan impian tentunya. Menikmati kebahagiaan di kolam pengabdian bertemankan seribu kupu-kupu cinta dan sejuta kali tali angan-angan.

Dan bila tiba saat itu, hari ini setelah segalanya tersurat, aku benamkan semua kedukaan lalu menggumpul kekuatan untuk menjalani hari-hari hidupku, sebuah perjalanan yang tak bernoktah bersama tekad agar aku kuat dalam meniti kehidupan sebagai hamba yang berusaha menjadi insan kamil di sisi-Nya.


#Sebuahpuisipengubatluka

Tuesday, August 9, 2016

Bicara Kata

Bismillahirahmanirrahim



Jauh.
jauh. 
semakin jauh.
malah terlalu jauh.
terlalu sukar untuk kembali.
Mohon padaNya.
moga hilang segala rasa.
selamat tinggal,
harapan!


Mendung pagi ini
tapi hujan tak turun
dan mentari tetap bersinar
sunyi dunia tanpa
nyanyian beburung 
dan unggas bercanda ria
di taman mahligai.



Aku rindukannya
Nyanyian beburung di rimba seni
deruan terjunan di pinggir bukit
sungguh aku rindukannya
curahan mata air dari telaga alam
olengan pawana dari sang maharaja
kerinduan ini selalu benar menyiksaku
mengekoriku di setiap detik, saat dan waktu.

Kisah Seorang Hamba (Kisah Benar)


Bismillahirahmanirrahim

Usianya masih kecil saat kedua ibu dan ayahnya meninggal dunia. Baru berumur 11 tahun waktu itu. Kemudian dia diambil sebagai anak angkat sebuah sekolah Thafiz. Dia mempunyai seorang sahabat yang bersamanya sejak kecil hinggalah dewasa. Bahkan, sahabatnya ini tahu semua tentangnya, kisah hidupnya. Mereka bersama-sama belajar di sekolah itu.

Suatu hari hamba Allah SWT ini meninggal dunia. Jasadnya dibekukan di sebuah hospital selama 63 hari. Maka seorang ustaz pun dipanggil untuk memandikan jenazahnya. Tatkala kain kapan dibuka untuk tatapan sahabat-sahabatnya buat kali terakhir, mereka semua terkejut.

Hamba Allah ini berasal dari negara lain. Dia datang ke Malaysia dan berkerja sebagai imam di sebuah masjid hinggalah ke akhir hayatnya. Suatu keajaiban berlaku saat kematiannya.

Jenazahnya masih panas dan berpeluh walaupun sudah lama dibekukan. Malah badannya juga tidak beku langsung. Terdapat kalimah Allah timbul di dahinya. Sahabat-sahabatnya yang menatap wajahnya ketika itu hanya mampu mengucapkan kalimah, 'Masya Allah...Subhanallah'.

Ustaz bertanya apa yang dilakukan oleh hamba Allah SWT ini kepada sahabat baiknya sejak kecil sehingga Allah mengurniakan kebaikan ini kepadanya. Maka jawab sahabat ini:

" Ustaz, sejak mula saya berkawan dengannya, dia tak pernah tinggalkan solat tahajud dan solat tasbih."

Subhanallah, subhanallah, subhanallah.

# Moga kita semua mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat sahabat semua. Insya Allah, aminnn
# Mendengar kisahnya bagaikan saya ingin menjadi sepertinya. Moga kita menjadi sepertinya sahabat semua. Aminn
# Semoga kita semua dipertemukan dengan-Nya kelak. Semoga kematian kita bisa jadi sepertinya, malah lebih baik daripada itu.
# Berdoalah kita sahabat. Jadikan doa adalah amalan harian. Jadikan doa adalah rutin harian kita. Walau di manapun, walau macam mana pun keadaan kita, jangan sekali kita tinggalkan doa.
# Berdoa terus semoga Allah berikan kita kejayaan di dunia dan akhirat. Insya Allah, aminn


Thursday, August 4, 2016

MENCARI DAMAI DI HATI


Bismillahirahmanirrahim

Malam yang sepi
ku bertatih mencari
damai di hati
tatkala jiwa berlagu sendu
menusuk jauh ke sukma
kalbuku.

Sekian banyak halangan
sekian banyak lorong
sekian banyak pelabuhan
akhirnya aku sampai ke
destinasi
yang terkadang
aku sendiri keliru
apakah ini damai yang kucari
adakah ini damai yang kunanti
walhal jiwa dan hatiku
berperang sendiri
mencari jawapan yang entah
betul entahkan tidak

Terkadang air mata kesedihan
berlabuh di lurah kedukaan
menyusuri lorong perjalanan
yang tak kurencanakan
akan terjadi sepanjang hidupku
dalam mencari kedamaian
yang abadi.

Kuharap
dalam pencarian ini
dalam perjalanan yang tak ku
rencana
aku dapat menemui
Secebis ketenangan di hati
agar pulau kedukaan
akan bertukar menjadi
benua kegembiraan.

Ku mencari damai di hati
tatkala ketakutan mengaburi diriku
tatkala kesedihan mencemburui diriku
daripada kegelapan yang
bertandang di rumahku.

S. Hana AK
UPSI

Pernah keluar dalam:
Berita Harian, 11-17 Ogos 2011


Monday, August 1, 2016

Ku Renung Bintang Di Korpus Angkasa



Bismillahirahmanirrahim

Malam yang dingin
sepanjang perjalanan
dari Johor ke Tanjung Malim
ku renung bintang di korpus angkasa
berkerdipan cantik sekali
seperti tersenyum Menyambut
kedatangan malam jagat raya.

Sesekali, malam yang dingin
ku renung bintang di korpus angkasa
tanpa teman, sang bulan
memancar, bersinar dan bercahaya
indah sekali
sesekali kucari
di manakah bintang kejora
ke manakah bintang komet
di antara berjuta-juta kerdipan itu?

Sesekali dalam perjalananku
pawana sang angin begitu mendamaikan
mengelus lembut badan kakuku
dan terbuai daku dengan kelembutannya
seketika cuma
bersama mewarnai bintang di angkasa
bersama mengulit mimpi
tentang cerita sang sufi.

Sesekali dalam arus kepulanganku
dari Johor ke Tanjung Malim
satu kembara yang mengasyikan
kurenung bintang di korpus angkasa
beribu bintang bersinar memancar
saling bersaing sesama sendiri
dan hatiku amat menyukainya
lalu keluarlah minda berkata
“ Ya Allah, Subhanallah
cintakanlah aku kepada alamMu
selain kasihku padaMu.”

Ketika merenung itu
tiba-tiba kusedari
semakin jauh perjalanan
semakin hampir aku ke detik
kehilangan sang bintang
tadinya
bintang begitu banyak
sekarang bintang
semakin berkurang
dan mindaku berkata lagi
“ Ke manakah hilangnya engkau
wahai temanku dan teman sang bulan?”

Semakin hampir ke destinasi
semakin hatiku menguak kehibaan
engkau sudah semakin kurang
dan akhirnya menghilang begitu sahaja
lalu buat kali terakhir
ku renung sebutir bintang di korpus angkasa
yang masih tabah mengusap Sang langit
di balik bibir Sang awan pekat
bersama mindaku yang semakin ganas
mengalunkan kata-kata

“ Gagahlah dikau wahai temanku
kembangkan sinarmu
biar menerangi bumi
biar memancar indah dari lampu neon
kerna sesungguhnya
engkaulah lampu alam
yang aku cintai, sepenuh hatiku.”

S. Hana AK
UPSI